Jakarta (IndonesiaXpos) – Puluhan anggota Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) dari berbagai provinsi melakukan aksi demonstrasi di kantor PWI Pusat, Gedung Dewan Pers, pada Selasa (1/10). Aksi ini bertujuan mendesak kubu Ketua Umum PWI hasil Kongres Luar Biasa Jakarta agar Hendry CH Bangun segera mengosongkan kantor sesuai dengan Surat Keputusan Dewan Pers Nomor 1103/DP/K/IX/2024 yang ditetapkan pada 29 September 2024.
Ketegangan sempat memanas ketika kedua kubu saling berhadapan. Meskipun sudah ada instruksi untuk mengosongkan lokasi mulai 1 Oktober, Hendry CH Bangun tetap bertahan di kantor. Situasi meningkat hingga hampir terjadi adu fisik antara anggota kedua kelompok.
Sekitar 40 anggota PWI dari kubu Kongres Luar Biasa Jakarta hadir untuk memastikan pengosongan. Mereka berpegang pada keputusan Dewan Pers yang menghentikan semua aktivitas organisasi. Meskipun Surat Keputusan tersebut sudah dipasang di berbagai titik, Hendry menolak untuk meninggalkan kantor, bahkan saat diminta oleh aparat kepolisian.
Sebagai respons terhadap situasi tersebut, kubu yang mendukung keputusan Dewan Pers mengambil langkah tegas dengan merantai dan menggembok pintu kantor PWI Pusat. Dadang Rahmat, salah satu anggota kubu Hendry, mengklaim tidak ada orang di dalam kantor saat itu. Kunci gembok diserahkan kepada petugas keamanan Gedung Dewan Pers sebagai tindakan nyata pelaksanaan perintah Dewan Pers.
Surat keputusan yang ditandatangani oleh Ketua Dewan Pers Ninik Rahayu menyatakan bahwa penggunaan kantor PWI Pusat dihentikan untuk kedua kubu, demi menjaga integritas organisasi. Ketua Satgas Anti Kekerasan Wartawan PWI Pusat, Edison Siahaan, memberikan dukungan penuh terhadap keputusan ini, menekankan pentingnya langkah tersebut untuk mencegah eskalasi konflik yang lebih jauh.
Konflik internal ini berakar dari dugaan penggelapan dana hibah Uji Kompetensi Wartawan senilai Rp 6 miliar yang melibatkan Hendry CH Bangun, yang telah mengakibatkan pemecatan dirinya oleh Dewan Kehormatan PWI. Kongres Luar Biasa di Jakarta kemudian mengangkat Zulmansyah Sakedang sebagai Ketua Umum PWI Pusat secara aklamasi.
Aksi hari ini menandai titik penting dalam sejarah PWI, di tengah upaya meredakan ketegangan dan menjaga keharmonisan di kalangan wartawan di seluruh Indonesia. Para anggota PWI berharap situasi ini dapat segera diselesaikan demi kepentingan bersama dan masa depan organisasi.
Komentar